Mengerem dengan cara Defensive Riding
Lihat jauh ke depan - jangan cuma perhatiin speedometer sama setang aja
bro, antisipasi gangguan dan rintangan, pilih jalur yang tepat di
jalan raya dan hindari permukaan jalan yang jelek. Baru ngerem.
Cara ini paling aman. Mengerem dengan rem depan.
Cara ini mempengaruhi roda depan serta distribusi berat. Kalo gak jago jago amat jangan coba coba deh.
Mengerem dengan rem belakang, menutup gas dan menurunkan gigi.
Cara ini mempengaruhi roda belakang. Ini cara yang paling umum dilakukan para biker.
Perhatikan lampu rem biker yang punya skill diatas rata-rata saat di
jalan raya atau saat turing, jarang banget lampu remnya menyala. Doi
biasanya mengurangi kecepatan dan mengatur posisi motor terlebih dulu,
jauh sebelum pengereman dibutuhkan.
Banyak biker hanya mengunakan cara ketiga. Akibatnya roda belakang
terkunci sehingga selip saat melibas tikungan. Oleh karena itu
pengereman yang benar tidak gampang, perlu belajar dan latihan karena
kondisi permukaan jalan sangat berpengaruh. Secara umum cara mengerem
yang benar adalah sebagai berikut;
1. Gunakanlah rem depan! (Jangan cuma rem belakang doang bro) Inilah
yang paling baik dilakukan. Mengerem roda depan dengan yakin, bertahap
dan kuat adalah skill yang harus dimiliki dan harus selalu dilatih
disaat / ditempat yang aman. Lakukan tanpa boncenger dan dengan
boncenger untuk merasakan perbedaan berat mempengaruhi jarak berhenti.
Jangan mengerem dengan mengencangkan lengan tapi jepit motor dengan
kaki dan jaga agar lengan tetap rileks.
2. Mengerem dengan kuat dan keras dilakukan saat motor dalam kondisi tegak dan meluncur lurus.
3. Jangan sekalipun mengerem sampai mengunci roda!
Jika roda depan terkunci (kelamaan dikit aja) saat meluncur lurus, roda depan akan selip dan ente dijamin mencium aspal.
Kalau roda depan mengunci saat belok dijamin langsung nyusruk dan bodi kita lecet-lecet.
Jika roda belakang yang mengunci saat berjalan lurus, kita tetap aman
selama tetap melihat ke depan dan menjaga motor tetap tegak dan
meluncur lurus (Nggak gampang lho bro!)
Kalo roda belakang mengunci saat belok berarti elo dalam masalah. Roda
belakang akan selip dan motor ngepot. Dalam kondisi ini kalo elo
melepas tekanan pada pedal rem, (insting kita biasanya seperti itu)
biasanya motor bakalan terpelanting dan bisa berakibat fatal. Sebaiknya
tetap mengunci rem dan biarkan motor nyusruk menjauh (ente pastinya
sudah baring-baringan di aspal).
4. Jangan langsung menarik tuas rem dengan keras karena bisa mengunci
roda depan. Sebaiknya tarik tuas rem perlahan-lahan terlebih dulu baru
diperkeras sedikit-sedikit. Gunanya agar bagian depan sepeda motor
menekan suspensi depan dan berat sepeda motor berpindah ke depan untuk
menambah grip pada ban. Setelah berat motor terasa pindah ke depan baru
kita bisa menarik tuas rem depan lebih keras dengan kemungkinan kecil
roda bisa terkunci (biasanya motor bakalan nungging). Catatan: Saat
motor nungging jangan kakuin lengan dan menahan berat badan pada
setang. Lebih baik jepit motor dengan kaki keras-keras dan jaga agar
lengan tetap rileks.
5. Saat mengerem jaga pandangan lurus ke depan. Amati permukaan jalan
seperti pencopet lihat dompet. Usahakan roda depan tetap berada di jalan
yang rata, bersih dan kering. Hindari perubahan warna yang
mencurigakan diatas pemukaan jalan. Kalo sudah telat nggak bisa
dihindari lagi entengin tekanan pada tuas rem depan dan beratin tekanan
pada pedal rem belakang. Turunin gigi untuk memperlambat tapi angkat
tuas kopling pelan-pelan. Angkat tuas kopling secara tiba-tiba bisa
mengunci roda belakang yang akibatnya selip. Solar yang berceceran di
jalan adalah penyebab yang paling umum biker kehilangan kontrol.
Parahnya adalah bau solar baru ke cium 2 detik sebelum kelihatan
sebagai bercak gelap di permukaan jalan (kalo ente lagi ngebut alamat
dah).
6. Di jalan dalam kota yang ramai sebaiknya tangkringin dua jari pada
tuas rem depan. Ini perlu karena banyak kendaraan yang lebih pelan
berseliweran deket banget di depan kita. Tapi jangan melakukan hal ini
di jalan yang sepi dan saat melalui jalan tanah. Pokoke jangan sampai
pegangan terlepas dari setang.
7. Bila pengereman mendadak (emergency stop) dibutuhkan di atas
permukaan jalan yang licin, lebih baik memanfaatkan celah yang ada
(kalau ada!) daripada mencoba untuk berhenti (jangan lupa untuk bunyiin
klakson keras-keras sambil berusaha ngeles-ngeles dan berdoa supaya
nggak nabrak). Alternatif lain yang telah banyak menyelamatkan banyak
nyawa adalah dengan mengunci roda belakang, ngepot, lepas motor dan
meluncur nyaman di atas jalan (amit-amit jangan sampe kejadian!).
8. Saat menuruni jalan tanah yang curam dengan batu-batu bertebaran
(misalnya saat jalan lagi diperbaiki dengan tebaran batu split /
kerikil), gunakan kombinasi rem belakang dan gigi rendah untuk menjaga
agar kecepatan sepeda motor tidak terlalu kencang. Pusatkan berat pada
roda belakang. Boleh saja tarik tuas rem depan (pelan-pelan) kalau
permukaan jalan dirasa bisa menghasilkan grip yang cukup pada ban
depan. Tapi kalo nggak yakin mending jangan deh.
9. Kalau biasa menghabiskan waktu di atas sepeda motor, keliling
kemana-mana tanpa boncenger, skill ngerem ente yang mumpuni biasanya
berantakan saat bawa boncenger. Oleh karena itu jangan langsung jalan
kenceng-kenceng, coba dulu jalan pelan-pelan sambil cari selahnya dan
mengerem lebih awal dari yang biasa dilakukan. Misalnya kalo tanpa
boncenger kita baru ngerem 10m menjelang tikungan, dengan boncenger
kita sudah ngerem 25m sebelumnya.
10. Belok rebahan dengan kecepatan tinggi lantas melepas gas mendadak
efeknya sama dengan menekan pedal rem belakang keras-keras. Gaya belok
begini bisa menghilangkan traksi ban belakang. Ente bakalan ngepot
terus nyusruk.
11. Jangan ngerem saat belok (lihat nomor 2). Ngerem harus dilakukan sebelum belok. Jadi ngerem dulu baru deh belok. Gitu loh!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar